“…
he shall never know how I Love him. And, that not because
he’s
handsome, Nelly, but because he’s more myself than I am.
whatever our souls are made of, his and mine
are the same.”
_Emily Bronte (“Wuthering
Heights”, Catherine Earnshaw to Nelly about Heathcliff)
“Wuthering Heights” , kisah cinta
Catherine Earnshow yang mendamba seorang Heathcliff dengan segenap jiwa. Sebuah
cermin cinta yang tidak bisa saling memiliki. Bukan karena Heatcliff tidak
mencintai Catherine, tetapi inilah nasib yang ditakdirkan oleh seorang penulis
asal Inggris yang sangat popular pada era Victoria abad ke 19, Emily Bronte.
Terlepas
dari quote tentang pasangan kekasih
yang terpisah karena perbedaan kelas social itu, aku ingin menceritakan kisah
cintaku yang kurang lebih sama dengan Catherine. Tidak, kisahku tidak setragis
Catherine atau semiris uliet kepada Romeonya. Ini hanyalah sebuah kisah cinta
biasa, mungkin semua orang pernah merasakannya. Perjalanan berliku dalam
pencarian sang adam.
Aku
mungkin bisa dibilang gadis yang sangat melankolis, atau mungkin sang drama
queen dalam sebuah novel, akh atau apapun sebutannya. Yang pasti, aku mungkin
sama seperti halnya seorang tokoh dalam novel-novel yang menanti seorang pria
yang benar-benar memberikan hatinya selayaknya cinta sang pangeran kekasih
disetiap roman. Atau bahkan mungkin seorang putri yang mencintai pangeran
kodoknya. Hemmmhhh… cinta kadang sulit didefinisikan, karna cinta memang
seharusnya tak perlu definisi. Well, apapun itu aku ngerasa cinta ku gak pernah
berakhir bahagia, gak seperti film-film, yang selalu menemukan akhir yang
bahagia yes, Happy Ending.
Seperti
cerita yang pernah aku ulas sebelumnya, gimana aku harus merelakan kekasihku
untuk meninggalkan ku tanpa alasan yang jelas hanya kata ini yang da ucapkan
“Kamu terlalu baik untukku”, huff… kenapa si, ada yang salah yah kalo aku
terlalu baik. Bukankah setiap orang pengen dapaetin yang terbaik dalam
hidupnya?. Tapi kenapa aku ditinggalin dengan
alasan yang demikian?. Yah itulah cinta.. aneh, bahkan mungkin bikin hidup ku setengah gantung
diri. Heheh :-D
Oke
kembali ke cerita, tapi ini bukan tentang si pangeran kodok ku yang sekarang
ntah milik siapa, cerita kali ini itu tentang someone yang udah bikin hidup ku
berwarna kembali setelah ditinggalin sama My Prince Kodok, yes, He is ARN.
Cukup inisialnya aja.
Pertemuan
kami berawal dari tempat kerja di awal tahun 2014. Dia resmi jadi guru
disekolah tempat aku juga kerja. Awal pertama aku kenal dia, aku fikir dia
cowok yang biasa-biasa aja dan terbilang cuek. Aku pun gak peduli, dan bersikap
biasa aja, awalnya hehhe.
Waktu
itu kita emang gak dekat ngomong seperlunya itupun Cuma dikantor aja. Karna
memang aku gak punya nomor Handphone nya. But semua berubah dan mungkin ini awal dari
kedekatan kami. Waktu itu lagi ada rapat kecil dikantor, ntah siapa yang
memulai dan ntah gimana awalnya dia minta No Handphone ku, dan aku fikir gak
ada salahnya karna dia teman kerja. Gak lama dari itu dia sms aku “Kenyang,
jadi ngantuk” (masih diruang rapat,setelah makan) trus aku jawab “ iya nih…
hoamm” dan sms kami pun berlanjut.
Makin
hari dia makin sering kirim pesan denganku, awalnya si aku anggap biasa-biasa
aja, tapi obrolan demi obrolan bikin aku ngerasa nyaman sama dia, ternyata gak seperti yang aku
fikirkan sebelumnya, dia gak secuek yang aku kira.
Dia : “ mel o amel”
Aku :” yeh, ada apa mas?”
Dia : “gak pergi nonton pasar malam?”
Aku : “gak akh mas, palingan juga gitu-gitu
aja. Lagian gak ada kawan”
Dia : “emh.. nonton yuk.. kita naik
kora-kora..mau gak?”
Aku : “sekarang udah terlalu malam,
kapan-kapan aja dech”
Dia : “bilang aja gak mau, ywd dech”
Damn.. habis sms itu dia ngilang,
aku fikir sih dia ngambek. Tapi aku gak peduli, karna waktu itu belum ada
perasaan apa-apa. Upsss,,, atau mungkin udah ada perasaan kali yah, soalnya
waktu itu aku ngerasa bête banget karna dia gak bales lagi sms aku. Ya udah
dech mau gimana lagi, kan gak bisa maksa juga.
Di kantor
My sist :
“mel udah pernah ke pasar malem itu belum”
Aku : “belum the, waktu itu di ajakin sama ARN, tapi
udah keburu malem.
Lagian kalo berdua takut gak dibolehin”
My sist : “pergi yo, penasaran nih”
Aku : “malu akh, kemarin kan udah nolak diajakin”
My sist : “ tenang aja, nanti biar teteh yang ngomong”
Aku : “emmmhh.. iya dech”
Gak
lama setelah percakapanku dengan temen sekantor (aku panggil teteh) itu, siteth
manggil ARN.
My
sist : “hei mas R, nanti malam
ada acara gak?”
ARN : “gak ada the, kenapa gitu?”
My
sist : “ kepasar malem yuk,
kan malam minggu juga. Ajakin noh si amel”
ARN : “kemarin dia di ajak gak mau”
My
sist : “akh nanti pasti mau,
kan kita bareng-bareng. Dg suami teteh.”
ARN : “emmhh… lihat nanti dech, jam
berapa?”
My
sist : “jam 8an dech, kabarin
ya kalo mau”
ARN : Ok dech..
Malam Minggu
Malam
itu, aku gak sabar sms teteh, sebenernya mau mastiin jadi pergi apa nggak. Dan
setelah aku Tanya ternyata jadi. Dan malam itu aku di jemput sama ARN. Itulah
awal kedekatan ku dengannya, dan hubungan kami terus membaik. Sepanjang
perjalanan dia banyak cerita tentang kuliahnya dulu, pokoknya seru deh. Dan
yang tidak pernah dia ceritakan adalah tentang ceweknya.
Ok..
waktu terus berjalan, dan aku semakin menyadari bahwa aku semakin menyukainya,
karna aku sering merasa sepi saat dia tak ada kabar. Perasaan ingin memilikinya
semakin kuat setiap kali aku melihatnya, melihat sinar matanya, melihat senyum
manisnya. ARN udah buat aku setengah gila karna memikirkannya. Hidup menjadi
lebih indah saat bersamanya. Senyumku selalu mengembang saat ku mengingatnya.
Dia adalah topic cerita dalam setiap obrolanku, dan dia adalah obatku. Aku
semakin bersemangat untuk pergi ke kantor, rasanya tidak ingin waktu terlewat
begitu saja tanpa dia. Semua itu terasa lengkap tatkala para siswa
mengolok-ngolok kami “cieeeeeeeeee,,, “ haha dan itu justru membuat aku semakin
larut dengan perasaanku. Meskipun sampai saat ini aku gak pernah secara
langsung bilang kalo aku suka dengan dia.
Tapi
kebahagiaan aku itu tidak bertahan lama, karna seiring berjalannya waktu aku
tau kalo ternyata dia udah punya cewek L harus ku akui aku
cemburu, ingin rasanya marah. Tapi, kusadari ini salahku karna udah membiarkan
perasaan ini ada, tanpa mencari tahu kebenaran yang ada.yeh dia udah punya
kekasih, mereka udah menjalin hubungan cukup lama, seja saat itu aku sering
stalk fb nya dan fb ceweknya, memang gak pernah aku lihat status yang romantic,
tapi tetep aja aku cemburu.
Tapi
cinta membutakan segalanya, aku sering kali melupakan statusnya, saat dia
menunjukkan sikap romantisnya kepadaku, aku melupakan kalo dia sudah punya kekasih,
saat tengah bersamanya.
Sampai
saat ini aku masih bingung, dan yang pasti merasa capek. Aku gak tau perasaan
dia, dan aku juga gak tau, sebenarnya dia tau perasaan aku apa nggak. Karna dia
terlalu cuek untuk masalah hati. Ntah lah biarkan tangan Tuhan yang bekerja,
namun yang pasti aku selalu berharap bisa memiliki banyak waktu dengannya.
Dengan dia yang udah jadi pengobat hati aku.
Emmmhhhh…
aku gak tau bagaimana ending dari kisah ku ini, bahagia kah atau terluka lagi
seperti sebelumnya. Apapun itu,aku yakin pasti itulah jalan terbaik yang sudah
diberikan Allah. Biarkan waktu yang menjawab semua pertanyaan hati ini. Dan
yang pasti aku terlanjur
mencintainya. Mencintai dia, yang telah mengobati luka hati ku.
Thank
a lot ARN.
***
((Sebenernya ini tulisan lama.. cuma baru sempat ngepost.. hehe gak apa-apa ya kalo ceritanya rada ngaur dikit.. masih belajar buat nulis.
Mengharukan... :'(
BalasHapushehe
hahaha... awas meleleh
BalasHapuscemburu da haha wkwkwk
BalasHapus